EKSISTENSI RUMAH SERATUS TIANG SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI DESA SUGIHWARAS KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 1811-2011.

Collection Location
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) ESI OKTARINA, NIM. 352014021 (2019)
Subject(s) SEJ-FKIP
Classification NONE
Series Title
GMD Skripsi
Language Indonesia
Publisher
Publishing Year
Publishing Place
Collation
Abstract/Notes Kata kunci: Eksistensi Rumah Seratus Tiang, Sebagai Objek Wisata, Pada tahun 1811- 2011.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mengetahui Eksistensi Rumah Seratus Tiang Sebagai Objek Wisata Budaya di Desa Sugihwaras Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1811-2011. Permasalahan penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana Eksistensi Rumah Seratus Tiang di Desa Sugihwaras Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1811-2011, (2) Bagaimana Proses Rumah Seratus Tiang di Jadikan Sebagai Objek Wisata di Desa Sugihwaras Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1811-2011, (3) Bagaimana Eksistensi Rumah Seratus Tiang Bagi Desa Sugihwaras Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1811-2019. (4) Bagaimana Dampak Berdirinya Rumah Seratus Tiang Bagi Desa Sugihwaras Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1811-2011. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Eksperimen semua. Jenis Penelitian yang digunakan bersifat Deskriftif Kualitatif. Pendekatan Penelitian : pendekatan Geografi, Pendekatan Antropologi, Pendekatan Ekonomi, Pendekatan Wisata Budaya, Pendekatan Historis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Rumah Seratus Tiang dibangun tahun 1811. berawal dari Pangeran Rejed meminangkan anaknya dengan suku Kayuagung, Pangeran Ismail orang tua putri meminta dibangunkan rumah jumlah penyangga seratus tiang lebih. Arsitektur berasal dari Cina, Arab. Rumah ini dulunya sebagai tempat tinggal sampai sekarang masih masih ditempat tinggali. (2) Pada tahun 1996 setelah berumur seratus tahun lebih, pemilik rumah berinisiatif mempromosikan khasana seni rumah yang dijadikan objek wisata bagi masyarakat. Adanya dukungan masyarakat, pemerinta keunikan rumah melambangakan kearifan lokal. Usaha yang dilakukan Bapak Edy Johan berhasil dan membuat masyarakat berdatangan.(3)Eksistensi Rumah Seratus Tiang dari dulu sampai sekarang masih tetapa terjaga keasliannya seperti dinding, atap, lantai.(4)Dampak awal berdiri Rumah Sertus Tiang bagi Desa Sugihwaras tahun 1811-2011, memiliki dampak positif di bidang sosial membuat masyarakat lain tertarik berkunjungi. Masyarakat bersikap terbuka menyambut kedatangan pengunjung. Dampak di bidang ekonomi terbukanya mata pencaharian masyarakat Sugihwaras berinisiatif berdagang. Saran; (1) memahami tentang latar belakang keberadan Rumah Seratus Tiang, para pembaca lebih menghargai sejarah daerahnya, karena negara Indonesia banyak memiliki peningalan sejarah; untuk mahasiswa perogaram studi pendidikana sejarah hendaknya menindak lanjuti hasil penelitian demi memperoleh kajian yang lebih sempurna tentang kesadaran masyarakat.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous