Skripsi
AKULTURASI ARSITEKTUR RUMAH SIPUT DENGAN RUMAH LIMAS PADA BANGUNAN MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DI PALEMBANG TAHUN 1900-1942 SEBAGAI SUMBANGAN PENGAJARAN SEJARAH DI SMA MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG
Kata kunci :Akulturasi, Arsitektur, Rumah Siput, Rumah Limas, Museum, Sultan
Mahmud Badaruddin II Palembang.
Penelitian dilatarbelakangi rasa keingintahuan penulis mengenai akulturasi arsitektur
rumah siput dan rumah limas pada bangunan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang. Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) apa yang
melatarbelakangi perbedaan arsitektur rumah siput dengan rumah limas pada bangunan
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang?, (2) bagaimana bentuk akulturasi
arsitektur rumah siput dengan rumah limas pada bangunan Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II di Palembang?, (3) bagaimana dampak keberadaan akulturasi arsitektur
rumah siput dengan rumah limas bagi para pengunjung Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II di Palembang?. (4) Apa bentuk sumbangan pengajaran sejarah di SMA
Muhammadiyah 6 Palembang?,. Metode penelitian historis (sejarah), jenis penelitian
deskriptif kualitatif, dengan pendekatan penelitian yaitu pendekatan historis, geografis,
antropologi budaya, Sosiologi, Ekonomi. Kesimpulan bahwa: (1) latar belakang
akulturasi arsitektur Rumah Siput dengan Rumah Limas pada bangunan Museum Sultan
Mahmud Badaruddin II Palembang yaitu setelah Belanda menguasai Palembang,
Belanda sengaja menghancurkan pusat kekuasaan Kesultanan Palembang dan
menggantinya sebagai pusat kekuasaan, pemerintah, kekuatan Belanda, dan menjadikan
bukti nyata adanya penjajahan yang ada di Palembang. (2) bentuk akulturasi arsitektur
Rumah Siput dengan Rumah Limas pada bangunan Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II Palembang yaitu bagian atap, tangga, jendela, lantai dan ornamenornamen
yang ada, seperi atap, atap pada museum menggunakan atap limasan yang di
ambil dari arsitektur tradisional. (3) dampak positif dan dampak negatif yang di
timbulkan adanya akulturasi arsitektur Rumah Siput dengan Rumah Limas pada
bangunan museum Sultan Mahmud Badaruddin II yaitu menjadikan peluang tambahan
dan sebagai ikon wisata, memudarnya ciri khas pada arsitektur tradisional yang di miliki
oleh Palembang. Saran: (1) kepada Pemerintah Kota Palembang agar melestarikan
sejarah lokal atau aset-aset sejarah yang ada dengan meningkatkan anggaran terhadap
penjagaan dan perbaikan. (2) kepada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UMP,
hendaknya mengarahkan penelitian skripsi ke dalam lingkup daerah sendiri, agar
memperkaya khazanah sejarah lokal (daerah). (3) kepada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sejarah hendaknya melestarikan aset-aset sejarah daerah masing-masing dan
menambah wawasan sejarah khususnya daerah Palembang
Tidak tersedia versi lain